Selasa, 04 Februari 2014

Peresmian MAN Cendikia Jambi menjadi MAN Insan Cendekia Jambi

MAN Cendekia Jambi Resmi Menjadi MAN Insan Cendekia Jambi

Jambi (Pinmas)- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cendekia Jambi kini berubah nama  menjadi MAN Insan Cendekia Jambi.  Peresmian perubahan nama ini dilakukan Wamenag Nasaruddin Umar di kampus MAN Cendekia Kab. Muaro Jambi, Jumat (31/1) petang.
Hadir dalam peresmian tersebut Wakil Gubernur  Jambi Fackhrori Umar, anggota Komite III DPD RI Elviana, sejumlah pejabat eselon II pusat, Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi Mahbub Daryanto, sejumlah Kakanwil Kemenag Provinsi, dan Wakil Bupati Muaro Jambi.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenag menerima sertifikat ISO untuk MAN Insan Cendekia Jambi dan penyerahan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jambi untuk pembangunan 2 kelas baru, 2 asrama guru oleh Wagub Jambi.
Selain itu, Wamenag juga menerima penyerahan bantuan 5 Miliar bagi Forum Diniah Takmiliyah di Provinsi Jambi, bantuan peningktan MCK pondok pesantren, dan penyerahan bantuan 12 sepeda motor bagi penghulu.
Dalam arahannya, Wamenag mengatakan bahwa Masyarakat Jambi harus bersyukur dengan kehadiran MAN ini. Sebab, Kemenag harus menyediakan anggaran 14 M pertahun untuk operasional  madrasah demi memfasilitasi pendidikan terbaik bagi anak bangsa, dan Jambi menjadi provinsi terpilih.
Sebagaimana diketahui, saat ini baru ada tiga MAN Insan Cendekia, yakni di Provinsi Banten, Gorontalo, dan Jambi.   “Mari kita memelihara amanah ini. Yang masuk ke MAN ini adalah siswa terbaik dari  seluruh Indonesia,” kata Wamenag
Menurut Wamenag, untuk mempersiapkan umat masa depan, tidak lain hanya bisa dilakukan melalui pendidikan. Maka peran guru sangat menentukan, dan salah satu upaya mempersiapkan generasi masa depan tersebut, instrumennya adalah penguasaan bahasa asing.
Wamenag mengilustrasikan bahwa Pemerintah China berusaha meraih masa depan bagi generasi rakyatnya, salah satunya dengan kebijakan menyelenggarakan kursus Bahasa Inggris secara gratis bagi rakyatnya khususnya bagi murid sekolah.
Wamenag juga mengingatkan bahwa madrasah adalah tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menuntut ilmunya Allah SWT. Murid madrasah haruslah menjadi siswa  yang bersungguh-sungguh mencari ilmu Allah. “Jadilah murid dalam konteks agama, bukan dalam pengertian Bahasa Indonesia saja. Seorang murid harus tertib, berakhlak baik. Seorang guru adalah figur  mursyid, harus ikhlas,” terang Wamenag.
Ikhlas, lanjut Wamenag, khusus untuk pejabat Kemenag jangan hanya berhenti pada muklis (bersyukur atas nikmat allah), tapi mukhlas (bersyukur atas apa saja yang diberikan Tuhan, termasuk atas segala cobaan) .
Nasaruddin dalam arahannya juga mendefinisikan makna Insan Cendekia. Insan: bahwa setiap manusia memiliki 4 aspek duplikasi dalam dirinya yaitu badaniah, nabatiah, hayawaniah,  dan insaniyah. Insaniyah  mempunyai rohani dan spiritual, itu yang menjadi pembeda dengan hewan. Sementara  cendekia adalah seseorang  yang tidak hanya pintar imu pengetahuan bagi dirinya, tapi juga memberikan resonansi manfaat bagi manusia sekelilingnya.
Wamenag juga berpesan agar guru-guru harus terus belajar, selalu mengasah gergaji. Jangan hanya memberikan ilmu, tapi juga ma’rifah. Ilmu itu iqra, ma’rifah bismirabbika. “ Inilah misi keilmuan insan cendekia,” pungkas Wamenag. (dm/mkd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar